Indonesia Berperan Penting Rumuskan Agenda Perkotaan Dunia Dalam 20 Tahun Ke Depan

By Admin

nusakini.com-- Sebagai tuan rumah PrepCom3 for United Nation (UN) Habitat III, Indonesia sangat berperan penting dalam merumuskan agenda perkotaan dunia 20 tahun ke depan. Sejumlah ide ditawarkan Indonesia untuk dinegosiasikan dalam perumusan Zero Draft New Urban Agenda di Surabaya 25-27 Juli 2016. 

Sebanyak 193 negara turut diundang dalam kegiatan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tersebut, dan sekitar 153 negara sudah melakukan registrasi. “Jadi total sekitar 4.400 peserta yang ikut ambil bagian dalam membahas sustainable urban development. Urbanisasi tidak selalu dilihat sebagai masalah, tetapi juga peluang,” kata Dwityo A Soeranto, Direktur Keterpaduan Infrastruktur Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) saat talkshow yang disiarkan di stasiun televisi JTV, Senin, (25/07), bersama Aisa Kirabo Kacyira sebagai Deputy Executive Director and Assistant Secretary-General for UN-Habitat, dan Bruno Dercon sebagai Senior Human Settlements Office, UN-Habitat Regional Office for Asia and the Pacific. 

Indonesia mengajukan masukan dalam agenda baru perkotaan karena memiliki pengalaman juga dalam pembangunan perkotaan. “Misalnya, Kampung Improvement Program di Surabaya, di negara lain mungkin tidak ada program seperti itu, bagaimana kita mempertahankan kampung supaya kampungnya tetap bersih dan sehat,” jelas Dwityo A Soeranto. Di Surabaya juga dapat dilihat penataan kawasan Kenjeran yang dulunya kumuh, sekarang ditata punya sanitasi baik, bangunannya dibuat lebih sehat, jalan setapaknya kini tidak becek lagi dan lebih lebar. 

Tidak hanya Surabaya, Indonesia juga memiliki kota-kota yang walikota dan masyarakatnya menata kota dengan baik seperti Pontianak. 

Ada tiga hal yang akan masuk dalam agenda pembahasan pertemuan di Surabaya, antara lain tata kelola perkotaan (urban governance), perencanaan perkotaan (urban planning), dan pendanaan perkotaan (urban financing). Ketiganya merupakan elemen penting dalam pembahasan mempersiapkan New Urban Agenda yang akan diadopsi dalam perkotaan dunia. 

Indonesia juga sudah mempersiapkan diri untuk menawarkan ide-ide dalam agenda ini, setelah sebelumnya telah melakukan roadshow ke 8 kota besar di Indonesia pada April-Juni 2016 yaitu Semarang, Denpasar, Yogyakarta, Solo, Pelambang, Makassar, Bandung, dan Jakarta. Dalam roadshow tersebut para stakeholder, baik itu dari pemerintah daerah, swasta, masyarakat maupun para pakar dilibatkan dalam memberikan sumbangsih saran. 

Banyak yang bisa ditawarkan Indonesia dalam negosiasi tingkat dunia tersebut. Surabaya sebagai tuan rumah, sudah memberikan contoh bagaimana meningkatkan peran publik untuk terlibat dalam Kampung Improvement Program. Disamping itu pelibatan perempuan dalam perencanaan program perkotaan juga terlihat dalam program tersebut. Lalu juga masalah ekonomi perkotaan dimana kita harus pertimbangkan kesenjangan antara kota dan desa dalam pembangunan. 

Mengenai isu infrastruktur, pemerintah Indonesia melalui Kementerian PUPR sendiri sudah memiliki target nasional 100-0-100 yang tercantum dalam rancangan RPJMN 2015-2019 yakni target 100% akses air minum aman, 0% kawasan permukiman kumuh, dan 100% akses sanitasi layak. 

PrepCom3 merupakan pertemuan persiapan terakhir dalam merumuskan kesepakatan dalam perumusan New Urban Agenda yang sebelumnya digelar di New York pada 17-18 September 2014 (PrepCom1), lalu PrepCom2 diselenggarakan Nairobi, Kenya pada 14-16 April 2015. Hasilnya akan dibawa konferensi utama Habitat III di Quito, Ekuador pada 17-20 Oktober 2016. (p/ab)